Minggu, 09 Agustus 2009

MERANTAU

MERANTAU

Merantau: Kembalinya Film Aksi Indonesia!
"Merantau' dimulai dengan Yuda (Iko Uwais) dan keluarga kecilnya di daerah Sumatra Barat. Ia hidup bahagia sebagai petani tomat bersama ibunya (Christine Hakim) dan sang uda Yayan (Donny Alamsyah).

Hingga pada suatu saat, Yuda yang jago pencak silat ingin menjalankan tradisi masyarakat minang untuk merantau dari kampung halamannya. Yuda pun harus meninggalkan ibu menuju ibukota.

Di Jakarta, Yuda kerap mengganggur. Berbagai kegagalan ia dapatkan di Jakarta, namun hal tersebut tidak membuatnya patah semangat. Hingga pada suatu ketika dompet Yuda dicopet oleh seorang anak kecil, Adit (Yusuf Aulia). Saat mengejar Adit, Yuda justru bertemu dengan Astri (Sisca Jessica) yang sedang dipukuli oleh Johni (Alex abbad).

Johni adalah seorang penyalur perempuan untuk Ratger (Mads Koudal) yang berbisnis perdagangan perempuan. Mereka pun mencari perempuan belia untuk dijual keluar negeri.

Melihat Astri disakiti, Yuda yang jago pencak silat tidak tinggal diam. Yuda pun berusaha menyelamatkan Astri dari Johni yang kasar.

Semenjak kejadian tersebut, Yuda dan Astri kerap dikejar oleh anak buah dari Johni dan Ratger. Dengan mengerahkan seluruh kemampuannya, Yuda melawan komplotan jahat itu.

Sang sutradara , Gareth Huw Evans membuat 'Merantau' dengan gaya perkelahian full body contact yang cepat. Hampir 80 persen dari 'Merantau' merupakan adegan perkelahian. Sehingga film ini cocok dikategorikan sebagai full action movie. Para penontonnya pun dijamin akan menahan nafas melihat aksi-aksi Yuda.

Hawa film aksi Hong Kong terasa di 'Merantau'. Pertarungan di bangunan kosong dan di atas kontainer yang mirip film Jackie Chan akan Anda ditemukan di film yang berdurasi 120 menit ini.

Akting Iko sebagai aktor pendatang dapat diperhitungkan. Berperan sebagai Yuda, Iko terlihat sangat natural. Untuk urusan adegan perkelahian, tidak usah diragukan lagi. Iko merupakan juara pencak silat tingkat nasional. Ia juga menjadi anggota tim demonstrasi pencak silat Indonesia di berbagai negara.

'Merantau' memberikan warna baru dalam dunia perfilman Indonesia sekaligus bisa menjadi pemicu kebangkitan film aksi tanah air. Secara keseluruhan, film ini pun pantas untuk diberikan empat bintang.

Oleh: Andra dido Fillan

Paku Kuntilanak

PAKU KUNTILANAK
Kalau saja saya seorang pemuka agama yang shaleh, maka saya dengan tidak ragu akan menyerukan film 'Paku Kuntilanak' sebagai film bermoral rendah dan hanya mengumbar nafsu syahwat belaka. Namun, seorang pemuka agama yang shaleh pastilah tidak akan buang-buang waktu untuk menonton film ini kemudian repot-repot memberi penghujatan.

Ya, saya memang kurah shaleh sepertinya, sehingga mau saja menonton film ini hanya gara-gara penasaran sejauhmana keberanian para pemeran perempuan di film ini umbar tubuh, seperti selentingan yang saya dengar. Dan, ya ampuunn, ternyata perempuan-perempuan tak becus akting ini becus dalam melucuti pakaian mereka!

Saya kemudian menjadi berfikir akan standar ganda yang dipakai oleh badan yang menamakan dirinya Lembaga Sensor Film, karena film-film sejenis '3 Hari Untuk Selamanya' atau 'Perempuan Punya Cerita' mendapat babatan yang kasar untuk rilisnya, sementara adegan 'panas' didalam film-film itu memang satu kesatuan yang utuh dari film tersebut.

Sedangkan didalam film ini adegan-adegan vulgar, baik ekshibisionisme tubuh para aktrisnya maupun adegan seks, melenggang dengan tanpa halangan. Ada apa ini?

'Paku Kuntilanak' adalah sebuah kengerian! Cerita yang buruk, teknis yang luar biasa amatiran, akting yang memalukan, dalam sebuah film yang katanya bergenre horor-komedi, namun ternyata cuma sebuah kamuflase untuk pseudo-porn yang mesum.

Ohya, Findo Purnomo HW, sang sutradara sangat berbakat dan pastinya sangat bisa diandalkan untuk membuat sebuah film porno yang bagus, asal diberi kesempatan saja. Atas nama profesional, aktris-aktris yang terlibat dengan gampangnya mengumbar tubuh mereka. Jujur saja, ya cuma memang keseksian mereka yang menjadi penyelamat film ini.

Seakan-akan Dewi Perssik dan Chintyara Alona tidak cukup, maka produser merasa perlu memanggil aktris internasional kelas kesekian bernama Heather Storm untuk unjuk kebolehan dalam berbugil ria.

Bukannya saya seorang polisi moral atau orang yang sok suci. Seksualitas dalam film kadang-kadang memang diperlukan, asal diperlakukan dengan teknis yang baik dan benar-benar profesional dan yang pasti mendukung cerita film secara integratif.

Sedang 'Paku Kuntilanak' adalah jenis film yang kurang pantas mendapat kehormatan disaksikan di bioskop dan pantasnya hanya untuk ditertawakan.


Oleh:
chaosisgreen

Jumat, 31 Juli 2009

Dikejar Setan


DIKEJAR SETAN adalah film horor terbaru dari -seseorang yg mengklaim dirinya- 'several award winning filmaker in indonesia'
*jujur gw nulis kalimat ini sambil cekikikan* LOL


Awalnya DIKEJAR SETAN sama sekali tdk masuk dalam list menonton gw,

tapi beberapa bulan yg lalu,lewat status facebook nya Hary Dagoe mengumumkan akan segera me-rilis film horor.

Status itu langsung ditanggapi dgn beragam komentar.
Beberapa orang langsung berkomentar sinis (salah satunya tentu saja gw,haha).

Lalu harry mulai mengetik panjang-lebar opini dia,
tentang bagaimana keprihatinan dia dgn film2 horor indo yg keluar belakangan ini,ia juga
menyebutkan nama2 sutradara horor dunia yg asing ditelinga sbagai influence nya (mungkin untuk memberikan efek sensasional dan menunjukan betapa luasnya referensi horor dia),dan diahiri dgn kalimat paling sensasional abad ini dari seorang filmaker indonesia.
Dia ingin membuat film horor yg akan terus diingat penontonnya seperti THE SHINNINGnya Stanley Kubricks.


WOW...kalimat '...seperti THE SHINNING nya stanley kubricks' langsung berputar2 di otak gw.betapa sungguh hebatnya Hary Dagoe ini berani menyebutkan kalimat sakral itu.


GET THIS :
setelah Nayato mengklaim dirinya sbagai Wong Kar Wai nya indonesia lewat film Virgin 2 nya dan sekarang Harry Dagoe adalah Stanley Kubricks-nya indonesia.
standing ovation buat kepercayaan diri dua sutradara ini.

Terus terang,sutradara2 yg doyan sesumbar semakin membuat gw bernafsu untuk membuat review film mereka :)


Dibuka dengan adegan proses suting film indie dimana indra bekti menjadi aktor pemeran pocong nya yg tetap mau eksis.
Harus diakui adegan ini cukup lucu dan menyegarkan.
opening yg sebenarnya cukup menjajikan buat gw.
tapi ternyata gw harus kcewa karna ternyata itu jadi satu2nya scene yg mencuri perhatian disini.

ceritanya simple,sekelompok anak muda berencana membuat film horror untuk diikutsertakan dalam festival film indie.

Familiar?

yah...tentu saja.
beberapa tahun lalu film horor indonesia berjudul ENAM juga memiliki premis yg sama.
sama premis,dan trnyata jg sama jeleknya,hahaha (Barry Prima yg comeback nya begitu keren di Janji Joni,malah mengotori filmographi nya dgn tampil di film ENAM ini)

dan bahkan filmaker penyumbang film sampah terbesar di indonesia Koya Pagayo tahun lalu jg membuat film SARANG KUNTILANAK (dgn alter-ego nya sbg Ian Jacobs untk flm ini) dgn plot yg sama pula.

dan tentu saja,mereka semua itu meniru ide horor masterpiece BLAIRWITCH PROJECT.
Ironis memang,nyaris tdk ada ide horor yg original di negara ini.


Hary dagoe -yg katanya prihatin dgn horor indo skrg ini- ternyata sama sekali tidak menawarkan sesuatu yg baru disini.

Bahkan pola nya pun masih sama.
Sekelompok anak muda - iseng bermain2 dgn setan - di kejar 2 oleh setannya - pergi ke dukun - ahirnya satu per satu mati mengenaskan ditangan sang setan.

ah..entah sampai kapan filmaker kita keluar dari lingkaran-setan pola skenario film horor yg seperti itu.

Nyaris semua adegan horor di film ini adalah rip-off dari film2 horor yang ada sebelumnya.
Hanya pengulangan2 yang luar biasa basi dan membosankan.


Teknis filmnya juga sangat buruk untuk ukuran film komersial yg ditayangkan di bioskop.
Set nya dibuat seadanya,hasil gambar buram (hasil blow-up yg emang jelek atau gw menduga memang tdk ada departemen lighting di film ini),smuanya seadanya dan nyaris terlihat tanpa persiapan sama sekali.

Gw berani bilang bahkan kualitas gambar dan teknis FTV indo di bioskop transtv jauh diatas film ini.


Tone suram,handheld camera in some-part,scene2 close up ke karakter2nya.
Style horor Rudi Soejarwo sepertinya lebih kental meng-influence Hary dagoe dlm meng eksekusi film ini.
(Berani2 menyebut nama Stanley Kubricks.bangun woy!)


Akting para aktor nya yg jelek nya mencengangkan,
gw jadi sedikit merasa bersalah telah mencela habis akting cast film KCB setelah melihat penampilan aktor2 di film ini yg jauh lebih menyedihkan.

Mereka aktor2 baru,dan sepertinya karir akting mereka memang harus tamat sampai disini.

Yg jelas paling mengganggu adalah penempatan soundtrack nya.
Yg seperti hanya di copy-paste bgitu saja kedalam adegan demi output tentu saja menjual album OST nya.

dan inilah yg paling FATAL,
PLAGIATISME ternyata masih menjadi penyakit kronis yg menjangkiti filmaker kita.
Tdk belajar dari kasus nayato dgn Ekskul nya.
Hary Dagoe men-jiplak mentah2 skoring film PSYCHO-nya Alfred Hitchcock yg begitu fenomenal.
parahnya hampir disetiap adegan horor,dilatari dgn skoring ini.


Saya memprediksi,bukan tdk mungkin sebentar lagi DIKEJAR SETAN akan mengikuti jejak EKSKUL menang sbagai film terbaik di FFI.
Bravo untuk Hary Dagoe...


Sumpah..gw gak bisa ngomong apa2 lagi.
Banyak yg protes,knapa review gw hanya berisi komentar2 negatif?
masalahnya kalau memang tidak ada konten positif dari film yg gw tonton,lantas apa yg harus gw tulis?


update trahir waktu review ini gw tulis,hary dagoe menulis di status facebooknya..
'FULLHOUSE!HISTERIS!'

dan gw cuma bisa berkomentar:

HISTERIS?hahahaha

Oleh: Apatis Vian

Jumat, 12 Juni 2009

Ketika Cinta Bertasbih

Ketika Cinta Bertasbih
Cinta yang bernafaskan islami
Alasan terberat saya nonton film ini yah, karena sudah tidak meragukan lagi kualitas novelnya. walau baru dibaca beberapa halaman saja. awalnya saya berniat tidak mau membaca novelnya terlebih dahulu, lantaran saya kecewa dengan film yang diadaptasi dari novel kang abiK sebelumnya yang banyak menyimpang dari novelnya(baca: AAC) alhasil saya menonton supaya lebih konsen dan tidak terganggu dan menyama-nyamakan antara film dan novel seperti dulu ketika nonton AAC.
Film KCB bercerita tentang Pemuda islam yang nyaris sempurna dan tetap kuliah di alazhar kairo mesir, sebagai ciri khas tokoh-okoh yang selalu dibangun kang abik dinovelnya. azzam (dipernakan oleh cholidi). disini saya tidak mau membahas segi ceritanya secara full, tapi ingin memberi pandnagan terhadap film ini dari kaca mata saya pribadi.
film ini diawali dengan pemandangan mesir yang begitu indah, walau kekecewaan terbesar saya melihat gambar yang dilayar boskop begitu samar seperti melihat video di laptop dengan format 3GP. yah saya kecewa sekali, tapi kekecewaan saya benar-benar beralasan. apalagi ketika saya melihat adegan dimana azzam bertemu dengan furkon, seolah-olah setting tidak menempel dengan orangnya. sungguh disayangngkan, penataan cahaya kurang sekali di film ini. walau dari segi akting pemain, saya salut dengan pendatang baru cholidi, tapi lagi-lagi tokoh furkon yang diperankan oleh andi asyril, sepertinya kurang dapet diawal-awal film, dan terkesan dipaksakan. yah mungkin karena pemain baru(inget ini menurut pandangan saya), untuk peran eliana yang diperankan oleh alice norin, sudah cukup lah mungkin karena ia terbiasa. yang jelas saya suka sekali dengan peran anna dan husna, hampir keduanya benar-benar dapet dan maksimal aktingnya.
awal-awalnya saya sudah jenuh dengan satu adegan tapi pengambilannya bgitu panjang, dan seolah film ini menonjolkan sisi setting melulu dan seolah ingin berkata "INI DIMESIR ASLI" bahkan perpindahan kamera terasa pusing dimata, bukan hanya saya tapi hampir mendnegar tetangga yang duduk disebelah pun sama.
untuk segi cerita yah sudah biasa pasti syarat dengan makna, tapi kemasan film ini nampak begitu indah dilihat posternya ketimbang cara pengambilan filmnya. entah kenap saya kecewa dengan cara kemasannya, tata cahayanya. walau agak terbantu dengan balutan melly goeslow yang sudah tidak diragukan lagi. sepanjang film banyak sekali hal-hal yang membuat boring. tapi mata saya benar-benar terbuka ketika melihat satu cerita Fadhil (yang diperankan Lucky perdana) diantara kisah hidup para pemain yang lain, kisah fadhil lah yang paling membuat saya terenyuh dan menyita pikiran saya untuk konsen dan baru kali ini saya merasa salut sama Lucky, setelah akting disinetron yang membuats aya jenuh, dan akting Tika putri sebagai Tiara walau sedikit scene, nyaris membuat Film ini terlihat Kuat.
Saya suka ceritanya, saya suka musiknya, bahkan saya bangga karena tokoh azzam nyaris cholidi maksimal dan megang banget. tapi saya benar-benar agak kecewa dengan cara mengemasnya seolah-olah instant sekali. dan terlalu menggembor-gemborkan mesirnya.
bahkan teman saya sampai bicara "KOK GINI SIH FILMNYA" yah itu landasan kekecewaan dia. saya pun sama, saya kurang menikmati film ini dengan nikmat sesuai yang saya bayangkan dulu. bahkan tidak seperti menyaksikan AAC, orang-orang disekeliling nampak biasa saja. dan didepan bangku pun hampir kosong smeua, antusiasme kurang begitu banyak, dan yang lebih sedih lagi ketika banyak orang keluar disaat film baru setengah jalan, ini benar-benar saya lihat.
Kurang baik jika saya terlalu menilai keburukannya saja, tapi yah sekali lagi ini opini saya dan ini pandnagan saya. saya tidak meracuni:"Jangan nonton Film ini" Tapi saya menganjurkan, diatas saya cuma berpendapat dan itu opini setelah saya menonton: Saya kecewa? Yah jelas tidak, untuk seukuran film indonesia yah sudah bagus, mau menampilkan hal beda ketimbang horor ecek-ecek.
Dan satu lagi hal yang membuat saya kesal : KCB 2 Masih coming soon, Gak sabar, padahal lihat Thriller diakhir film kayaknya lebih seru dan dapet yang kedua
Kelebihan KCB:
-Tokoh Azzam benar-benar Pas
-Musik Oke
-Tokoh Ana, fadhil,Husna,Tiara, Mala (megang Banget!!!)
-Tata suara bagus dan jelas
-Dialog oke dan sarat makna
Kekurangan
-Alur kendor dan lambat sekali
-Agak Mirip Sinetron
-Banyak setting yang ga penting tapi selalu ditampilkan
-Editan agak kasar
-Tokoh Furkon agak kurang maksimal diawal-awal, tapi diakhir yah dia sudah menampakan gaungnya dan cukup baik
-Gambar setting mesir diawal banyak yang pecah
Alhasil Nilai yang saya berikan:

3,5 hehe Bintang dari 1-5

Kambing Jantan The Movie


Kambing Jantan The Movie

Catatan Harian Pelajar Bodoh!
Hm...siapa sih pembaca Blog yang gak Tahu raditya dika? Yah penulis Blog yang Tenarnya Melebihi artis Dude Herlino(Haha), Kali ini saya bukan mau membahas Siapa Raditya dika ataupun Hal yang menyangkut Blognya, Kali ini gue bakal ngereview filmnya yang berjudul KAMBING JANTAN THE MOVIE: Catatan harian pelajar Bodoh. setelah Gue cape2 mantengin blog n masang Posternya yang segede gorden di Blog pribadi gw, berharap dapet tiket premiernya, alhasil Gagal, gue nggak dapet. Niat nonton film nie pun jadi nggak berselera, nggak ada niatan buat ke bioskop. Yapz tapi pas keluar CD'na(temen gue beli yang asli(haha pamer) Nb: Jangan Beli film indonesia bajakan, kaishan, bikin film tuh capek) film yang gue tunggu2 versi cdna ini kahsirnya gue tonton.
Cerita komedi lucu yang gue harepin di filM ini, ternyata cuma harapan. film ini berkisah tentang raditya di kambing, dan Kebo yang harus menjalani hubungan Long distance lantaran Dika harus kuliah di Adelaide Australia, walau itu bukan keinginannya(bener kaga?) Sepanjang LDR, radit menemui masalah besar, dimulai dari sifat Kebo yang dianggapnya berubah. yah gue nggak mau ngebahas ceritaya, tapi dari segi filmnya aja dulu, film yang posternya menarik minat dengan muka raditya dika yang pengen ditendang ini, ternyata lebih dikategorikan Drama, kenapa? Yah karena nih film ceritanya sebelas duabelas sama ada apa dengan cinta? haha terlalu menampilkan kisah-kisah dramanya, bukan kelucuan raditya dika yang emang udah keliatan bodonya.
Untuk unsur film didalamnya, gue ngerasa udah cukup. bahkan walaupun bukan komedi yang gue dapet, nggak ada rasa penyesalanpun ketika selesai menonton nih film, walau muka raditya dilayar Laptop gue bikin sakit mata, tapi gue bener-bener puas, liat dia disiksa sama ceweknya(haha kaga ada kaleee) yang jelas gue suka banget sama tokoh Kebo(yang diperankan oleh Herfiza novianti), banyak adegan yang gue paling suka, seperti bodohnya dika, ciuman pas ujan-ujan, mau nonton konser lagi, terus pas radit pulang subuh2 dari adelaide ke indonesia lantaran ada masalah mengenai hubungannya dengan Ine. yapz...film ini bener-bener seru ngeliatanya, walo durasinya terlalu molor tapi nih film layak diberi penghargaan untuk kategori Aktor terbodoh, haha. tapi untuk segi akting, pemainnya sudah cukup maksimal, untuk tokoh radit yah jelas nggak ada kesusahan, kan dia meranin karakternya sendiri. gue suka sama karakter tokoh Harianto, haha bodor, bahkan keluguan dia membuat gue ngakak abies. N scene Yang paling gw suka, pas telefonan, berada disatu ruangan Ntu, seolah-olah nelfon biar berjauhan trapi deket, sesuai judul ostna Bulan yang sama.
Tapi salah jika terlalu dipuji-uji, coz masih ada kurangnya juga, terutama dari segi editing, kadang gue ngerasa kok agak kasar yaks. dan ada juga scene yang ngga penting tapi ditampilin.

4 Bintang dari 1-5

Kamis, 11 Juni 2009

Bukan Cinta Biasa

BUKAN CINTA BIASA

Ngocol Ala Rocker!

Waktu ngedenger judulnya, gue kira ini film Drama romamntic, tapi ternyata anggapan gue salah. Yapz…film yang bercerita tentang gadis berusia 15 tahun, bernama nikita. Untuk menyelesaikan satu semester yang tanggung, sebelum ia pindah, Nikita disuruh tinggal bersama papahnya, yang ala-ala rocker gitu dah. Ternyata setelah dikulik sejarahnya, Nikita adalah hasil hubungan masa lalu mamahnya dan papahnya yang saat muda cintanya kebablasan.

Dengan kehadiran nikita, jelas membuat sesisi rumah Tommy menjadi berubah. Rumah Tommy yang kotor dan acak-acakan mula-mula diberesin, bahkan banyak banget peraturan yang nikita buat. Termasuk, dilarang ngerokok, minum minuman keras, pokoknya hal-hal yang menjad kebiasaan dirumah Tommy dilarang oleh nikita, dan hal yang tidak bisa ditinggalkan Tommy yakni perempuan dan kehidupan sex bebasnya, ternyata Tommy juga harus ninggalin. Alhasil hidup Tommy berubah drastic semenjak kehadirian nikita. Dan pada akhirnya tetep endinganya, India punya. Apalagi kalau bukan kawin lagi terus adegan berteriak-teriak dibandara, huhu

Yaks film ini yang tidak pernah gue duga sebelumnya, ternyata film ini bergenre drama comedy. Banyak adegan-adegan lucu yang terdapat didalamnya, bahkan dialog-dialogpun mengalir begitu lancar, bahkan tidak salah jika dibibilang film ini film yang bener-bener wajib tonton untuk kalangan remaja. Selain menceritakan kisah cinta antara orang tua dan anak, film ini juga menceritakan kisah cinta nikita yang standar dan patut dicontoh untuk kalangan remaja. Selain itu, ada penyanyi Afgan Syah Reza yang diadikan bumbu buat film ini, khas denga n suaranya menyanyikan olagu terima kasih cintanya dengan ngbeat selain itu juga ada argo aa jimy.

Tak adil jika gue selalu ngomog bagus-bagusnya doang, ternyata difilm ini juga menemukan kelemahan, seperti cerita yang kadang agak ngambang. Adegan ada yang kurang jelas.bahkan ada perpindahan scene yang menyita mata lantaran menggunakanefek transisi yang aneh, dan sepertinya nggak layak buat film. Tapi basicly film ini termasuk film yang bagus, apalagi dengan acting Ferdy element yang menunjang sebagai bapak rocker, dan nikita benar-benar dapet chamistnya dengan sang ayah.


Pemain:
Ferdy Element
Wulan Guritno
Olivia Lubis
Afghan
Julia Perez
Rocky

Sutradara: Beni Setiawan
Skenario: Beni Setiawan

4 Bintang Dari 1-5